Kamis, 28 Juni 2012

Persidafon Ingin Curi Poin Saat Tur Jawa Barat

         Pahabol mengalami cedera saat bermain lawan Persisam.



Yohanes F. Pahabol
 Persidafon masih mengalami masalah nonteknis tetapi anak-anak sudah mematok target untuk mencuri poin,” kata Pehelerang seraya menambahkan, tim yang berangkat hanya 18 orang, tanpa diperkuat pemain mungil Ferinando Pahabol.

      Menurut Pehelerang, Pahabol mengalami cedera saat bermain lawan Persisam Samarinda. Cedera itu terjadi karena bertabrakan dengan pemain belakang Persisam, M. Roby. Sedangkan Patrick Wanggai memang ikut bersama tim, tetapi masih mengalami akumulasi kartu sehingga tak akan diturunkan dalam laga nanti.

      Menyinnggung soal pemanggilan Ferinando Pahabol ke timnas, menurut Pehelerang, semua tergantung kebijakan dari pihak menajemen Persidafon. Tampaknya sulit bagi Ferinando Pahabol untuk memperkuat timnas U-22 karena pihak manajemen lebih memilih tidak mengirimkan Pahabol sambil menunggu perkembangan hasil MoU PSSI yang telah difasilitasi AFC dan FIFA.

     Pengamat sepakbola Marthin Rumere yang juga mantan pemain Mandala Jaya, klub Divisi Utama Persipura, mengaku heran karena striker Persidafon Patrick Wanggai boleh membela timnas, sedangkan Pahabol tidak diperbolehkan.

Senin, 25 Juni 2012

Ferinando Pahabol Dilepas Jika Diminta JC

Ferinando Pahabol
Yohannes Ferinando Pahabol, nama yang belakangan disebut-sebut dipanggil PSSI untuk ikut gabung ke Tim Nasional Indonesia U-22, tampaknya sulit gabung dalam waktu dekat ini. Pasalnya Persidafon Dafonsoro sebagai klub yang memiliki hak atas pemain sampai saat ini masih kukuh pada pendirian, yakni tidak akan melepas pemainnya ke timnas yang berafiliasi dengan PSSI di bawah komando Djohar Arifin Husin.

Namun, seperti yang disebutkan manajer Persidafon, Iwan Nazarudin, hal itu akan berbeda apabila pemanggilan tersebut dilakukan langsung oleh Joint Committee atau Komite Bersama yang diisi empat perwakilan PSSI dan emapat perwakilan KPSI dan ISL.

"Kalau yang panggil JC tentu akan kita serahkan," kata Iwan Nazarudin kepada Bolanews, Senin (25/6). "Kan setelah ditandatangani MoU otomatis kendali sepak bola Indonesia di JC."
Sebelumnya, klub yang telah memastikan diri meraih title juara ISL edisi 11/12, Sriwijaya FC sudah menunjukkan kerelaannya. Mereka pada akhirnya mau melepas beknya, Septia Hadi untuk ikut bergabung dalam pemusatan latihan.

Hal serupa belakangan juga ditunjukkan klub ibukota, Persija Jakarta. "Ini kan bagian dari rekonsiliasi. Jadi, setelah ada MoU kan ada sinyal bahwa saat ini sudah ada satu ikatan kebersamaan. Dengan adanya hal itu, saya pikir kami harus memberi izin," kata Ferry Paulus pasca-pertandingan Persija kontra Sriwijaya FC di SUGBK, Senayan, Jakarta, Minggu (24/6).

Minggu, 24 Juni 2012

Persidafon "Kubur" Persisam di Barnabas Youwe

Pemain Persidafon, Feri Yohanes Pahabol
Persidafon Dafonsoro berhasil memetik tiga poin usai mengalahkan Persisam Samarinda 2-1 pada lanjutan pertandingan Liga Super Indonesia (ISL) di Stadion Barnabas Youwe, Sentani, Jayapura, Sabtu 23 Juni 2012.

Persidafon unggul lebih dulu pada menit 26. Adalah bek Juan Marcelo Cirelli yang mencatatkan namanya di papan skor. Selang tiga menit, tuan rumah kembali menambah keunggulan mereka.

Gelandang Yohanes Ferinando Pahabol dengan cerdik menceploskan bola ke gawang kiper Agung Prasetyo. Persisam hanya mampu sekali membalas lewat gol pemain sayap Srdan Lopicic pada menit 36.
Di paruh kedua, Persisam coba menyamakan kedudukan, namun usaha mereka tak membuahkan hasil.

Dengan kemenangan ini Persidafon naik ke posisi sepuluh dengan 39 poin. Adapun Pesut Mahakam terpaku di peringkat 11 dengan 27 angka.

Kamis, 21 Juni 2012

Timnas U-14 Richardo Walilawag Kabak Tundukkan Filipina di Jepang

Sanjen Prakash dan Ricardo Walilawang Kabak.
Timnas U-14 Indonesia yang berlaga di Youth Football Festival U-14 J-Green Sakai, Osaka Jepang, kembali menuai hasil positif.

Sebelumnya, tim Garuda Muda berhasil menahan imbang tuan rumah Jepang dengan skor 1-1. Kini, skuad yang dilatih oleh Zaenal Abidin dan asistennya Ricky Nelson ini berhasil menundukkan Filipina dengan skor 2-0.

Gol-gol di laga yang seharusnya digelar kemarin ini harus ditunda menjadi pagi tadi, karena adanya badai ini dicetak oleh Sanjen Prakash dan Ricardo Walilawang.

Kemenangan in tentunya disambut suka cita oleh seluruh tim, tak terkecuali Ricky Nelson, meski dirinya tetap berharap para pemain untuk tetap rendah hati.

"Indonesia 2 vs Filipina 0, menang dengan catatan tetap rendah hati dan tidak sombong," tulis Ricky Nelson dalam akun jejaring sosialnya.

Untuk laga kedua hari ini atau laga ketiga Garuda Muda, Timnas U-14 akan menjajal kekuatan Brunei Darussalam sore ini.
  (bola/end)

Ricardo Walilawag Kabak, Mutiara Dari Yahukimo “TimNas U14”


Timnas U-14 Tuai Dua Kemenangan

JAKARTA–MICOM: Tim nasional U-14 meraih dua kemenangan beruntun pada Japan-East Asean Football Exchange Programme U-14 Youth Football Festival 2012, Rabu (20/6), setelah mengalahkan Filipina 2-0 dan Brunei 5-0.

Bertanding di Sakai National Trainning Center, Osaka, Timnas Garuda Muda bermain dengan penuh percaya diri karena pada pertandingan sebelumnya mampu menahan imbang tuan rumah Jepang 1-1.

Richardo Walilawag Kabak seusai gol ke gawang Filipina
Menghadapi Filipina yang sebelumnya mengandaskan Brunei 3-0, Ricardo Waliwalang dan kawan-kawan bermain cukup taktis meski lawan juga memberikan perlawanan yang tidak kalah sengit. Hasilnya timnas mampu unggul melalui Sanjen Prakash pada menit ke-18.

Unggul 1-0 semangat Timnas Muda makin membara. Terbukti pada menit 21, Ricardo Waliwalang mampu menggandakan kedudukan. Hingga babak pertama seusai kedudukan tetap 2-0 untuk kemenangan timnas.

Memasuki babak kedua giliran Filipina memberikan tekanan dengan melakukan umpan-umpan panjang. Kondisi ini sempat membuat kekompakan timnas goyang. Hanya saja hingga babak kedua usai tidak ada gol yang tercipta.

“Timnas tampil sangat percaya diri setelah menahan imbang Jepang kemarin, Selasa (19/6). Dengan pressing sejak awal pertandingan membuat lawan panik,” kata pelatih Timnas U-14, Zainal Abidin dalam laporannya ke PSSI.

Setelah mengalahkan Filipina, Timnas U-14 pada pertandingan ketiga menghadapi Brunei Darussalam. Berbekal kemenangan 2-0 pada pertandingan pagi yaitu melawan Filipina, Sanjen Prakash dan kawan-kawan terus mendominasi jalannya pertandingan.

Dominasi Timnas U-14 langsung membuahkan hasil. Terbukti pada menit 11 Ricardo Waliwalang mampu membawa timnya unggul. Bahkan pemain asal Wamena itu mampu mencetak hatrik di babak pertama yaitu menit 11, 15 dan 24.

Memasuki babak kedua pelatih timnas melakukan rotasi pemain. Rotasi ini ternyata langsung membuahkan hasil setelah pemain pengganti yaitu Aldo mampu menambah pundi gol timnas pada menit 11. Dan pesta gol timnas ditutup oleh Sanjen Prakash pada menit 16.

Setelah menghadapi Jepang, Filipina, dan Brunei Darussalam, Ricardo Waliwalang dan kawan-kawan pada hari terakhir Kamis (21/6) akan menghadapi dua lawan tangguh yaitu Singapura dan Malaysia.



Ricardo Walilawang Kabak : Pengejar Angin Dari Yakuhimo

Jakarta - (MediaSepakbola.com) -  Usai menggebuk Pespex 6-0 SSB GOR Ragunan menjadi sorotan, terutama Ricardo Walilawang yang berhasil mencetak 4 gol dalam pertandingan Liga Kompas awal 2012 ini.
Yang paling indah adalah gol pertama yang ia cetak, berlari dari lapangan tengah, menyusur sisi kanan lapangan lalu masuk ke kotak pinalti, dari pojok sudut penalty itu ia melepaskan tembakan melengkung kearah tiang jauh gawang lawan, hasilnya adalah gol yang sangat berkelas untuk pemain seusia dia.
Setiap hari mulai pukul tiga dini hari Ricardo Waliwalang biasa bangun dan bersama beberapa temannya dari Distrik Anggru, Yahukimo Belakang di Papua berangkat pergi kesekolah, menembus hari yang masih pekat yang belum sepenuhnya ditinggalkan malam.
SBB GOR Ragunan

Wali begitu temannya memanggil Ricardo, harus menempuh jarak yang demikian jauh untuk pergi ke sekolah, melewati tiga gunung sambil berlari-lari dengan bertelanjang dada, tanpa alas kaki menyusuri jalan-jalan setapak pegunungan, sesekali bercanda kecil dengan teman sebayanya untuk membunuh dingin yang menusuk.

Sampai dipinggir sebuah sungai yang cukup lebar mereka berhenti, lalu melanjutkan dengan berenang sebelum harus berlari lagi selama setengah jam untuk tiba di sekolah SD Inpres Iwur di Yahukimo Pedesaan.
Begitulah rutinitas Ricardo sejak kelas 1 SD, selama 6 tahun harus berlari 3 jam ketika berangkat dan 3 jam lagi ketika akan pulang kerumah. Ditambah kebiasaannya yg sering bermain bola tiap hari baik dirumah maupun di sekolah, membentuknya menjadi seorang dengan stamina mumpuni.

Memasuki sekolah tingkat pertama, Ricardo pindah tinggal di Kabupaten Yahukimo, disana ia bersekolah di SMP Biak Numfor dan ikut bergabung di klub Persikimo, saat bermain di klubnya  posisi penjaga gawang yang dipilihnya, seperti pemain idolanya Kiper Persiwa Timotius Motte, “bisa terbang-terbang buat saya tertarik” begitu katanya.

Menginjak kelas 2 SMP, melihat postur yang kurang bagus untuk kiper, Samuel, pelatih sekaligus om dari Ricardo menempatkan sebagai pemain sayap kiri, namun saat pindah ke SSB GOR Ragunan, M. Yunus sebagai pelatih yang punya banyak pengalaman, tahu kalau anak didik barunya ini memiliki sesuatu yang lebih, sesuatu yang tidak dimiliki siswa-siswa binaannya yang berjumlah tak kurang 300an orang.
Dengan stamina dan mobilitas tinggi, skill disertai visi dan kemampuan mengatur serangan, belum lagi umpan-umpan datar dan lambungnya yang akurat ditambah insting mencetak gol yang tinggi membuat Ricardo menjadi pemain yang nyaris sempurna.

Bocah kelahiran 6 September 1998 Pongkuk Heleptual, adalah calon playmaker masa depan Indonesia, setelah sekian lama kita tidak memliki seorang pengatur serangan handal, terakhir kali posisi jendral lapangan itu berada ditangan Ansyari Lubis dan Fachri Husaini, setelah mereka memang ada Bima Sakti Tukiman sebagai pengganti, tapi kemampuan Bima belum bisa menyamai seniornya tersebut.

Mungkin masih terlalu dini mengatakan Ricardo Walilawang sebagai calon Playmaker Indonesia, namun bila melihat sekali saja bagaimana dia bermain sepakbola, maka tak akan  ada yang bisa menyangkal, bahwa bocah 13 tahun ini memang seseorang yang dianugrahi talenta yang begitu luar biasa.
PSSI harus bergerak cepat dengan memantaunya kemudian menjaringnya untuk dimasukkan dalam program Akademi Garuda yang tengah digodok, agar talenta satu ini tidak tersia-siakan dan kedepan dapat diandalkan menjadi tulang punggung Timnas Indonesia. 

http://m.mediasepakbola.com/ricardo_walilawang_pengejar_angin_dari_yakuhimo_berita2142.html
______________________________________________________________________________

 
Luar Biasa yang di pertontonkan Ricardo waliwalang Kabak, yang sering di panggil Wali kabak, dengan menyumbangkan gol indah di hari kedua menyarangkan 1 gol di gawang Pilipina, sehingga TimNas unggul 2-0 sampai di akhir pertandingan. Semakin menggila pada pertandingan kedua melawan Brunei, Wali menyumbangkan gol hattrik kegawang Brunei Darussalam. 

Suatu prestasi yang tak kebetulan, dari seorang anak dari daratan Papua Anggruk distrik Ubahak Kabupaten Yahukimo. Telah lahir seorang Talenta yang langka di Indonesia dari daratan papua Yahukimo, tidak hanya di Indonesia, bahkan mungkin dikawasan asia. Talenta yang demikian langka mesti di waspadai untuk tetap di jaga dan di berikan jalan yang lurus kedepan. 
Richardo and Temannya


Setiap hari mulai pukul tiga dini hari Ricardo Waliwalang Kabak biasa bangun dan bersama beberapa temannya dari Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo Belakang di Papua berangkat pergi kesekolah, menembus hari yang masih pekat yang belum sepenuhnya ditinggalkan malam.

Wali Kabak begitu temannya memanggil Ricardo Kabak, harus menempuh jarak yang demikian jauh untuk pergi ke sekolah, melewati tiga gunung sambil berlari-lari dengan bertelanjang dada, tanpa alas kaki menyusuri jalan-jalan setapak pegunungan, disuasana hawa dingin yang mencekat. tetapi semua dijalaninya dengan ikhlas dan pasrah, tetap dalam keriangan sebagai anak2 lainnya.

Sampai dipinggir sebuah sungai yang cukup lebar mereka berhenti, lalu melanjutkan dengan berenang sebelum harus berlari lagi selama setengah jam untuk tiba di sekolah SD YPK Walli di Yahukimo Pedesaan .
Begitulah rutinitas Ricardo Kabak sejak kelas 1 SD, selama 6 tahun harus berlari 3 jam ketika berangkat dan 3 jam lagi ketika akan pulang kerumah. Ditambah kebiasaannya yg sering bermain bola tiap hari baik dirumah maupun di sekolah, membentuknya menjadi seorang dengan stamina mumpuni.

Memasuki sekolah tingkat pertama, Ricardo pindah tinggal di Kabupaten Yahukimo, disana ia bersekolah di SMP Negeri 1 ibu kota Kabupaten Yahukimo dan ikut bergabung di klub Persikimo Yahukimo, saat bermain di klubnya  posisi penjaga gawang yang dipilihnya, seperti pemain idolanya Kiper Persiwa Timotius Motte, “bisa terbang-terbang buat saya tertarik” begitu katanya.

Menginjak kelas 2 SMP, melihat postur yang kurang bagus untuk kiper, Samuel Helembo,omnya Richardo Kabak sekaligus pelatih menempatkan sebagai pemain sayap kiri, namun saat pindah ke SSB GOR Ragunan, M. Yunus sebagai pelatih yang punya banyak pengalaman, tahu kalau anak didik barunya ini memiliki sesuatu yang lebih, sesuatu yang tidak dimiliki siswa-siswa binaannya yang berjumlah tak kurang 300 an orang.


Dengan stamina dan mobilitas tinggi, skill disertai visi dan kemampuan mengatur serangan, belum lagi umpan-umpan datar dan lambungnya yang akurat ditambah insting mencetak gol yang tinggi membuat Ricardo Kabak menjadi pemain yang nyaris sempurna.

Harapan pelatih dan lingkungannya sekarang sudah mulai berbuah, selalu menjadi pilihan utama bagi TimNas U14, yang sekarang sedang melakukan pertandingan International U14 di Jepang, dan telah menorehkan prestasi yang luar biasa, dengan menghasilkan 4 gol dalam 3 pertandingan, diantaranya satu hattrick yang sangat jarang bisa di lakukan seorang pemain sepakbola.

Hampir semua posisi di lapangan sepakbola, Wali kabak mampu dengan baik menempatinya, dari perannya sebagai kiper dan play maker, posisi striker, sayap dan bahkan pemain belakang.

Oleh karena itu mata kita harus tertuju dan bersama sama memantau dan memberikan apresiasi yang baik, dan membantu perjalanan kariernya untuk menjadi pemain yang tak hanya sekedar sebagai pemain dengan keahlian yang luar biasa, tetapi juga menjadi seorang pribadi teladan dan idola yang utuh bagi masyarakat.

PSSI harus bergerak cepat dengan memantaunya dan harus dimasukkan dalam program Akademi Garuda yang tengah digodok, agar talenta satu ini tidak tersia-siakan dan kedepan dapat diandalkan menjadi tulang punggung Timnas Indonesia.